Tuesday, November 29, 2016

CONTOH BUSINESS PLAN KEWIRAUSAHAAN

BAB I
PENDAHULUAN
Nama Usaha    : Lawu Herbal
Bidang Usaha : Produk makanan      
Nama Produk  : Coklat Tentrem Jejamuan
Alamat                        : Jalan Mawar Dimoro No.3 RT 02/ RW 10, Karanganyar, Solo,
                                      Jateng 57700
            Budaya merupakan suatu aset yang perlu dilestarikan. Jamu merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, jamu semakin kurang diminati masyarakat. Padahal, jamu memiliki khasiat yang sangat baik bagi kesehatan, karena terbuat dari bahan-bahan herbal yang mudah didapatkan di Indonesia.
            Coklat merupakan produk makanan yang banyak diminati. Olahan coklat memiliki cita rasa yang manis, sehingga banyak orang yang suka mengonsumsi coklat. Selain itu, coklat juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Oleh karena itu, kombinasi antara coklat dan rempah herbal dapat menjadi suatu produk yang memiliki potensi pasar prospektif sekaligus menyehatkan. Salah satu produk inovatif kombinasi antara coklat dan rempah yaitu “Coklat Tentrem Jejamuan”. Coklat Tentrem Jejamuan sebagai alternatif konsumsi jamu dengan cara yang praktis dan rasa yang enak.


BAB II
EXECUTIVE SUMMARY
Coklat Tentrem Jejamuan merupakan inovasi baru dengan mengkombinasikan coklat dengan berbagai rasa rempah herbal. Tujuannya  untuk menyuguhkan produk yang menyehatkan secara inovatif dan dikemas dengan menarik. Coklat Tentrem Jejamuan diproduksi sebagai alternatif masyarakat untuk mengonsumsi jamu secara praktis dan menyehatkan dengan cita rasa yang  lezat.
Produk yang inovatif tersebut sangat prospektif jika didukung dengan pemasaran yang baik. Untuk mendukung pamasaran produk, Coklat Tentrem Jejamuan dijual dengan kemasan yang menarik dengan menonjolkan sisi tradisional dan ramah lingkungan.  Coklat Tentrem Jejamuan juga menyediakan berbagai cita rasa rempah herbal, seperti jahe, kunir, kayu manis, dan rosella.  Namun, untuk usaha yang akan dilakukan hanya memilih cita rasa Jahe dan rosella. Pemilihan variasi rasa tersebut berdasarkan pada analisa permintaan pasar yang paling banyak peminatnya dari survey hasil penjualan produsen pada beberapa outlet.
Segmentasi pasar Coklat Tentrem Jejamuan adalah semua kalangan, dari anak-anak hingga dewasa. Keunggulan produknya ialah memiliki banyak khasiat serta bebas bahan pengawet. Penetapan harga sesuai dengan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk memasarkan produk. Kegiatan yang dilakukan untuk menarik konsumen ialah dengan memberikan bonus kepada konsumen dengan pembelian minimal 2 produk Coklat Tentrem Jejamuan. Bonus yang diberikan berupa voucher facial di salah satu skin care terkemuka di Solo, dengan ketentuan pembelian dua produk Coklat Tentrem Jejamuan seharga Rp 50.000,00. Hal ini dilakukan sebagai upaya menarik konsumen untuk membeli produk Coklat Tentrem Jejamuan.


BAB III
VISI DAN MISI
A.      VISI
Menjadi perusahaan yang menghasilkan coklat herbal berkualitas terbaik dan menjadi pilihan utama bagi konsumen lokal maupun interlokal.
B.       MISI
1.    Memproduksi coklat herbal dengan cara sederhana dan tradisional tanpa mengesampingkan kebersihan dan kehalalan produk.
2.    Menjunjung tinggi asas kekeluargaan dalam perusahaan.
3.    Menghasilkan produk coklat herbal yang dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan dari berbagai usia karena tiap rasa memiliki khasiat bagi kesehatan.  
4.    Pengemasan dengan besek untuk meningkatkan kesan tradisional pada coklat herbal dengan tujuan menarik minat konsumen lokal maupun interlokal.
5.    Mengolah limbah dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan kerja agar tetap nyaman dan sehat.












BAB IV
ANALISIS PRODUKSI
A.  PROSES PRODUKSI
Proses produksi dilakukan dengan cara sederhana dan tradisional. Hal ini dilakukan untuk memasukkan kesan tradisional pada coklat herbal, selain itu juga dikarenakan keterbatasan peralatan produksi. Meskipun dilakukan dengan cara tradisional, namun tidak mengurangi konsep kebersihan selama proses produksi berlangsung. Selama proses produksi, seluruh pekerja maupun pengunjung yang memasuki dapur harus menggunakan masker dan sarung tangan steril. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain Dark Cooking Chocolate dan rempah. Sedangkan alat yang dibutuhkan kompor gas, sendok makan, mangkuk dan cetakan coklat.
SKEMA PROSES PRODUKSI
Berikut skema proses produksi coklat herbal yang kami produksi:
                1.  Siapkan Dark Cooking Chocolate
                2.  Siapkan 10 macam bahan serbuk jamu
                3.  Serut coklat batangan hingga tipis
                4.  Panaskan panci berisi air di atas kompor
                5.  Masukkan mangkuk ke dalam panci berisi air mendidih
                6.  masukkan coklat serut hingga meleleh
                7.  Masukkan serbuk jamu yang ingin dibuat, campurkan dengan lelehan coklat, aduk rata
                8.  Masukkan pada cetakan
                9.  Masukkan dalam freezer ± 10-15 menit, hingga mengeras
              10.                        Kemas dengan aluminium foil dan masukkan pada kemasan, produk siap dijual
Keunggulan produk kami salah satunya adalah meskipun diproduksi secara tradisional, namun kualitas dan kebersihannya tetap terjaga hingga coklat herbal ini baik dan aman dikonsumsi.

B.       BAHAN BAKU DAN PENGGUNAANNYA
BAHAN BAKU
KEBUTUHAN RATA-RATA PER BULAN
SUMBER
Dark Cooking Chocolate
50 kg
Agen Coklat Batangan
Rempah
30 kg
Pasar

BAHAN PENOLONG
KEBUTUHAN RATA-RATA PER BULAN
SUMBER
Plastik Aluminium Foil
1000-2000 pcs
Toko Plastik
Label Kemasan
1000 pcs
Percetakan
Kemasan Coklat
1000 pcs
Percetakan
Kemasan Besekan Cokelat
1000 pcs
Pasar
Plastik Pembungkus
50 kg plastik bening
Toko Plastik
Silica gel
10 kg
Pasar



C.    KAPASITAS PRODUKSI
FASILITAS DAN MESIN PRODUKSI YANG DIMILIKI
FASILITAS DAN MESIN PRODUKSI*
KEBUTUHAN RATA-RATA PER BULAN
SUMBER
Rumah
1
Rp.500.000.000,00
Pekarangan
1
Rp.1.000.000,00
Sepeda Motor
1
Rp.5.000.000,00
Gunting Kemasan
5
Rp.60.000,00
Kompor Gas
1
Rp.1.500.000,00
*) tanah, bangunan, mesin dan peralatan produksi
KAPASITAS PRODUKSI RATA-RATA PER BULAN ± 1000 KEMASAN, UNTUK 1 KEMASAN BERISI 6 PCS.
D.    RENCANA PENGOLAHAN DAN PENGENDALIAN LIMBAH PRODUKSI
Limbah yang dihasilkan dari produksi coklat herbal adalah kemasan Dark Cooking Chocolate. Kemasan tidak dibuang melainkan dibuat kerajinan tas yang kemudian dijadikan bonus bagi konsumen yang membeli 5 besek coklat herbal sekaligus.


BAB V
DESKRIPSI USAHA
A.      Produk yang dihasilkan
Produk yang dihasilkan adalah Coklat Tentrem Jejamuan khas Karanganyar yang terbuat dari Dark Cooking Chocolate yang diolah dengan pilihan rasa yang bervariasi, terdapat 10 pilihan rasa yaitu jahe, rosella, temu mangga, kunyit, cabe jawa, lada hitam, kayu manis, kunyit asam, kunir putih, temu lawak. Produk ini merupakan bentuk inovasi yang disediakan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan mengkombinasikan coklat dan jamu, menyuguhkan produk sehat yang dikemas menarik dan inovatif dengan kombinasi coklat dan jamu yang tepat. Selama ini jamu memiliki image rasa pahit, namun dengan mengkonsumsi Coklat Tentrem Jejamuan akan di dapat rasa yang unik dan menyehatkan.
B.       Ruang Lingkup Bisnis
Produk Coklat Tentrem Jejamuan dalam ruang lingkup bisnisnya menggunakan konsep Retail, jadi kita melakukan pemasaran produk jadi dari perusahaan Lawu Herbal yang berupa Coklat Tentrem Jejamuan khas Karanganyar yang mengangkat atau memberikan variasi rasa jamu yang di mix dengan coklat yang mempunyai rasa manis.
C.       Personalia Pengusaha Retail
a.         Direktur Umum                                            :
b.         Manajer Keuangan                                        :
c.         Manajer Operasional Pengadaan Produk      :
d.   Manajer Pemasaran                                         :
e.    Manajer SDM                                                  :
D.      Latar belakang identitas pengusaha




BAB VI
RENCANA OPERASIONAL PENGADAAN PRODUK
A.    Pemilihan lokasi Pengadaan Produk
Dalam pengadaan produk kami melakukan pembelian dari Karanganyar dimana Coklat Tentrem Jejamuan di produksi, selain lokasinya yang dekat dengan segmentasi pasar yang dituju, dan mengurangi resiko kerusakan saat pengangkutan dari rumah produksi ke tempat pemasaran, selain itu dapat mengurangi biaya transportasi.
B.     Rencana tata letak (layout) termasuk IMB, Amdal
                        Untuk tata letak rumah produksi sendiri berada di Jalan Mawar No. 03 Dimoro Rt 2   RW 10   Desa/Kelurahan Karanganyar Kecamatan karanganyar Kabupaten karanganyar, sedangkan untuk pemasaran kami memilih tempat yang dekat dengan segmentasi pasar kami dari semua kalangan dan ditempat strategis.
C.     Proses Operasional Pengadaan Produk
Proses operasional dalam pengadaan produk kami melakukan pembelian produk satu kali dalam jangka waktu 1 minggu, alat transportasi kami menggunakan motor untuk mengambil produk dari rumah produksi sebanyak 10 box dalam jangka waktu penjualan 1 minggu, sehingga dalam 2 minggu dapat dilakukan 2 kali pembelian dengan 20 box. Dalam proses produksinya sendiri Coklat Tentrem Jejamuan ini memerlukan waktu 1 hari mulai dari persiapan bahan hingga proses produksi dan pengemasan, berikut adalah proses produksi pembuatan Coklat Tentrem Jejamuan oleh Perusahaan Lawu Herbal :
a.       Menyiapkan Coklat Batang dan satu rasa jamu yang akan digunakan (jahe, rosella, kunir asam, temu manga dll)
b.      Memotong atau menyerut coklat hingga tipis kemudian dimasukkan ke dalam mangkuk.
c.       Memanaskan panci besar yang berisi air diatas kompor sampai mendidih lalu meletakkan mangkuk yang berisi irisan coklat ke dalam panci yang berisi air mendidih diaduk sampai coklat meleleh.
d.      Memasukkan rasa jejamuan kedalam coklat yang meleleh aduk sampai merata.
e.       Masukkan pada cetakan, lalu masukkan kedalam freezer 10-15 menit.
f.       Kemas dengan alumunium foil, masukkan kedalam kemasan.
g.      Kemudia produk siap di pasarkan.
D.    Keadaan gedung dan perlengkapannya
            Tempat produksi olahan Coklat Tentrem Jejamuan ini beralamat di Jalan Mawar No. 03 Dimoro Rt 2   RW 10   Desa/Kelurahan Karanganyar Kecamatan karanganyar Kabupaten karanganyar. Dengan keadaan gedung yang memadai dan peralatan yang menunjang proses produksi, memenuhi standart higienitas. Alat produksi yang digunakan Kompor gas, mangkuk, alumunium foil, gunting, blender.
E.     Sumber-sumberbahan baku
            Sumber bahan baku yang digunakan dalam proses produksinya untuk coklat yang merupakan bahanbaku dari Coklat Tentrem Jejamuan diperoleh langsung dari Agen Coklat Batangan, sedangkan untuk rasa jamu diperoleh dari pasar.


BAB VII
ANALISIS PASAR DAN PEMASARAN
A.      Produk yang dijual
Coklat herbal atau coklat rasa jejamuan.  Coklat  diberi campuran rempah sebagai penambah rasa dan penambah khasiat.  Sebenarnya, ada banyak variasi rasa yang ditawarkan mulai dari jahe, lada hitam, cabai jawa, kayu manis, rosella, temu mangga, kunir putih, kunyit, dan kunyit asam. Namun, produk yang kami sediakan hanya meliputi coklat rasa jahe dan rosella. Pemilihan variasi rasa tersebut berdasarkan pada analisa permintaan barang dari pasar yang diperoleh dari hasil penjualan produsen pada beberapa outlet. 
B.       Target atau Segmen Pasar
Target atau segmen pasar yang kami tuju yaitu menyeluruh dari berbagai kalangan. Kalangan tersebut meliputi anak-anak  dan kaum muda  yang mulai melupakan khasiat dari jamu tradisonal serta masyarakat umum. Segmen pasar yang kami tuju juga menentukan pemilihan variasi rasa jahe dan rosella yang kami sediakan, dimana konsumen banyak memilih rasa tersebut karena khasiat yang dikandung didalamnya serta rasanya yang nikmat.
C.     Positioning
Coklat Tentrem Jejamuan merupakan cemilan coklat sehat dan berkhasiat untuk berbagai kalangan karena disajikan dengan kemasan berwujud coklat  dan tanpa menggunakan bahan pengawet yang dapat membahayakan bagi kesehatan tubuh.
D.    Strategi pemasaran
1.      Pengembangan usaha
Pengembangan usaha yang akan kami lakukan adalah penambahan variasi rasa yang lebih menarik pada produk yang kami sediakan dimana sebelumnya kami hanya menyediakan rasa jahe dan rosella.


2.      Perkembangan wilayah pemasaran
Untuk wilayah pemasaran semakin ke depan akan semakin kami perluas jangkauannya dengan beberapa cara, meliputi promosi online besar-besaran, dan juga membuka stand coklat pada lokasi tertentu.
3.      Penetapan harga
Harga penjualan ditetapkan berdasarkan penghitungan.
4.      Kegiatan promosi
Kegiatan promosi yang kami lakukan adalah dengan memasang iklan pada media social, juga melalui promosi dari mulut ke mulut. Selain itu, kami juga memberikan bonus kepada konsumen dengan pembelian minimal 2 produk “Coklat Tentrem Jejamuan” yang kami sediakan. Bonus yang akan kami berikan berupa voucher facial di salah satu skin care terkemuka di Solo dengan syarat konsumen membeli dua produk Coklat Tentrem seharga Rp 50.000,00.


BAB VIII
PERENCANAAN ORGANISASI
A.       Struktur Organisasi
B.       Informasi tentang partner.
Partner atau mitra usaha yang dipilih dari perusahaan retail kami adalah pemilik Lawu Herbal yang  merupakan produsen utama Coklat Tentrem Jejamuan. Lawu Herbal adalah UKM yang berlokasi di Jalan Mawar No.03, Dimoro, RT02/RW10, Karanganyar-SOLO, 57700  dengan pemiliknya yang bernama Vernanto H Puta, A.Md  yang juga merupakan alumni D3 Fakultas Pertanian UNS.
C.       Peranan dan tanggungjawab personalia dalam organisasi
1.    Direktur : mampu mengatur atau memimpin dan mengawasi serta menjadi contoh bagi tenaga kerjanya.
2.    Manager Operasional : berhubungan dengan kegiatan pengadaan barang dagangan Coklat Tentram Jejamuan dari  Lawu Herbal.
3.    Manager SDM : mengurusi masalah ketenaga kerjaan dalam usaha retail.
4.    Manager Keuangan : bertugas mencatat baik pendapatan maupun pengeluaran serta kegiatan ekonomi lainnya dari seluruh aktifitas usaha.
5.    Manager Pemasaran : bertugas mengurus pemasaran dan memilih strategi pemasaran yang tepat untuk memperkenalkan produk Coklat Tentrem Jejamuan dari Lawu Herbal dan proses pengembangan usahanya serta hal-hal yang berkaitan dengan pemasaran lainnya.


BAB IX
RESIKO
A.      Analisis SWOT
Strength (Kekuatan)
Bertanggungjawab disiplin kerja, kreatif dan inovatif, memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pelanggan menjual produk yang berkualitas dan mutu terjamin.
Weakness (Kelemahan)
Persaingan pasar dengan perusahaan skala Nasional, berubahnya kondisi perekonomian dan perubahan selera masyarakat.
Oportunity (Peluang)
Mengangkat rempah dan empon agar bernilai ekonomis tinggi dengan cara membuat campuran ke dalam coklat sehingga tercipta olahan berasa jamu dan rempah-rempah.
Threaty (Ancaman)
Munculnya pengusaha retail sejenis yang berusaha merebut segmen pasar kami dengan inovasi yang lebih menarik. Setiap bisnis mengandung resiko yang tidak dapat dihindari dan dapat diperkirakan. Sama halnya juga dengan Coklat Herbal memiliki beberapa resiko diantaranya produk mudah terpengaruhi oleh suhu. Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan coklat cepat meleleh. Selain itu produk ini merupakan coklat herbal berbeda dengan coklat lainnya. Di khawatirkan konsumen tidak menyukai rasa herbal yang berada dalamnya. Karena selera konsumen berbeda-beda, akibatnya penjualan sepi. Resiko lainnya diantaranya naiknya harga bahan baku secara mendadak. Kenaikan bahan baku tidak dapat diprediksi. Sehingga harus menaikan harga produk atau mengurangi berat bersih. Resiko dapat muncul dari kemasan karena terbuat dari besek. Kemungkinan orang asli jawa kurang minat dengan produk ini.


BAB X
RENCANA ANGGARAN
·                Harga pembelian            : 10 pcs ×18000           = Rp.180.000,00
·                Akomodasi                    :                                   = Rp.20.000,00
          Total Biaya                                            = Rp.200.000
·                Harga penjualan : Rp.25.000
Total Penjualan  : 10 pcs×25000            = Rp.250.000
·                Analisis Kelayakan Usaha
Penjualan 1 minggu       : 5 pcs
Penjualan 2 minggu       : 10 pcs
Harga 1 pcs                    : Rp.25.000
Harga penjualan 2 minggu : 10pcs×25000        = Rp.250.000
Keuntungan 2 minggu   = Hasil Penjualan-Total Biaya Operasional
                                       = Rp.250.000- Rp.200.000
                     = Rp 50.000

BEP volume             = Total Biaya
                                       Harga
                                 = 200.000        = 8
                                     25000
Jadi pada volume produksi 8 unit penjualan ini berada pada titik impas setelah penjualan pada hari ke 5.
BEP harga                = Total Biaya
                                     Volume
                                 =   200.000      =     20.000
                                         10


Harga 20.000 berada pada titik impas
B/C ratio                  = Hasil Penjualan
                                     Total Biaya
                                 = 250.000
                                    200.000
                                 = 1,25

B/C ratio >1 usaha ini layak dikembangkan.

1 comment: